kembali ke top page

Esai Sehari-hari 2006

penulis : ISHIZAWA Takeshi

Rubrik baru "Esai Sehari-hari"

Sudah dikeluhkan oleh beberapa pembaca bahwa sudah lama tidak dimuat artikel baru.
Ya, saya mohon maaf sedalam-dalamnya. Bagi saya, yang pemalas dan belum lancar bahasa Indonesia, makan waktu lama dan merasa repot untuk menulis artikel yang panjang.
Oleh karena itu saya membuka rubrik baru "Esai Sehari-hari" untuk memuat esai pendek. Kalau yang pendek, saya tidak begitu kesulitan untuk menulisnya. Saya akan berusaha meng-update setidak-tidaknya satu tulisan satu minggu. Selamat membaca. Tolong kirim kesan anda.
(Jumat, 03-12-1999)


Lomba kamishibai ke-1 Surabaya


foto kiri: tim SMUN 1 Kertosono memainkan kamishibai judulnya "Ande-ande lumut"seperti ketoprak, dibarengi dengan main keyboard dan tembang Jawa oleh sinden siswi
foto kanan: tim Universitas Brawijaya dapat juara bidang performance.

Pada 19 Feburuari 2006, diadakan Lomba kamishibai ke-1 Surabaya di Universitas Doktor Setomo. Kamishibai adalah sandiwara yang diceritakan dengan gambar dan dialog. "Kami" artinya kertas, "shibai" artinya sandiwara. Dalam konteks kebudayaan Indonesia, kamishibai itu bisa dikatakan mirip dengan wayang beber. Sambil menunjukkan gambar, satu orang membaca tekst. Biasanya satu set kamishibai terdiri dari belasan lembar gambar. Orang yang memainkan kamishibai membaca dialog beberapa tokoh, seperti dalang wayang.
Kamishibai itu dilahirkan pada sekitar 1930. Saat itu krisis ekonomi merajalera di seluruh dunia, Jepang juga mengalami banyak PHK. Ada orang yang dipecat mulai menjual permen untuk anak-anak sambil melihatkan gambar dan membaca cerita. Ini asal mulanya kamishibai. Tukang kamishibai memuat kamishibai di belakang sepeda, memainkan cerita di pinggir jalan atau lapangan terbuka. Kamishibai ini hiburan murah untuk anak yang miskin.


Tukang kamishibai menjual permen dan memainkan kamishibai untuk anak-anak.

Tidak lama sesudah muncul kamishibai, media baru ini digunakan di sekolah untuk pelajaran atau di greja dan kuil untuk pendidikan agama. Sesudah mulai perang dan Jepang menjajahi negara-negara Asia, tentara Jepang memakai kamishibai untuk propaganda Jepang. Tentu saja di Indonesia juga pada zaman penjajahan Jepang kamishibai digunakan sebagai alat propaganda. Kamishibai yang semacamnya, yaitu digunakan di bidang pendidikan dan agama atau digunakan oleh tentara, kebanyakannya kamishibai yang dicetak. Sedangkan kamishibai hiburan, yaitu kamishibai yang dimainkan oleh tukang hampir semua bukan cetakan, ditulis dengan tangan. Kepala tukang kamishibai menyuruh pelukis gambar bikin kamishibai dan menyewakannya kepada anak buah.

Sesudah Perang Dunia Kedua, jumlahnya tukang kamishibai melonjak. Karena banyak penganggur yang cari rejeki. Saat itu hiburannya sedikit, anak juga sangat menggemar kamishibai. Aktivis Partai Komunis Jepang juga menggunakan kamishibai sebagai sarana propaganda. Tentara Amerika yang menjajahi Jepang mengawasi kamishibai berbau kiri dan beberapa kamishibai dilarang memainkannya. Tetapi pada awal 1960-an mulai pembangunan ekonomi cepat, tukang kamishibai dapat pekerjaan lain yang penghasilannya lebih tinggi. Lagipura, hiburan baru untuk anak yaitu televisi dan komik muncul. Anak juga menjahui kamishibai. Oleh karena itu, sekarang tukang kamishibai tidak ada lagi. Beberapa pelukis gambar kamishibai menjadi penggarang komik. Ada yang masuk ke dunia anime. Tetapi kamishibai masih dipakai di sekolah dasar dan taman kanak-kanak untuk pelajaran.

Lomba kamishibai ke-1 Surabaya diselenggarakan oleh kursus bahasa Jepang "TOPA 21" dan Universitas Doktor Sutomo. Dari beberapa universitas, SMA, AMP dan SD, 14 tim ikut serta. Aturan lomba ini adalah peserta harus memainkan kamishibai dengan bahasa Jepang. Tim Universitas Brawijaya dapat juara bidang performance. Di bidang kreatif tim Urukyu dari UNESA dapat juara, Di bidang originalitas tim Pichi[Pichi dari UNESA dapat juara. Pemenang di bidang masing-masing diberi piara dan 300 ribu rupiah dari TOPA 21. TOPA 21 sekarang menerima murid. Silakan hubungi tg062@yahoo.co.jp (alamat: Jl. Kendangsari H/44 Surabaya)


foto kiri: Tim Pichi[Pichi dari UNESA dapat juara di bidang originalitas. Pementasannya judulnya "Usagi no sekai" (Dunia kelinci)
foto kanan: Tim Urukyu dari UNESA dapat juara di bidang kreatifitas. Judulnya "Urashima Chiki", parody dari cerita rakyat Jepang "Urashima Taro".


Tim SMA Saint Agnes memainkan kamishibai berpakaian kucing dan singa.

(Sabtu, 4 Maret 2006)