Esai Sehari-hari 2004
penulis : ISHIZAWA
Takeshi
Rubrik baru "Esai Sehari-hari"
Sudah dikeluhkan oleh beberapa pembaca bahwa
sudah lama tidak dimuat artikel baru.
Ya, saya mohon maaf sedalam-dalamnya. Bagi saya, yang pemalas dan
belum lancar bahasa Indonesia, makan waktu lama dan merasa repot
untuk menulis artikel yang panjang.
Oleh karena itu saya membuka rubrik baru "Esai Sehari-hari"
untuk memuat esai pendek. Kalau yang pendek, saya tidak begitu
kesulitan untuk menulisnya. Saya akan berusaha meng-update
setidak-tidaknya satu tulisan satu minggu. Selamat membaca.
Tolong kirim kesan anda.
(Jumat, 03-12-1999)
Kali ini tulisan "Esai sehari-hari" yang lama pindah ke halaman Esai Sehari-hari 1999-2000 , Esai Sehari-hari 2000-2001 dan Esai Sehari-hari 2003 Silakan membaca.
(Selasa, 06-01-2004)
Irak Perang, Jepang aman ?
Foto kiri tentara Jepang di Samawa di Irak selatan. foto kanan unujuk rasa di Tokyo untuk protes perang Irak
NASIB SANDERA SESUDAH DIBEBASKAN
Pada tanggal 10 April, di website ini saya menulis bahwa "Bebaskan
tiga warga Jepang ! Pemerintah Jepang pulangkan tentaranya dari
Irak !". Untungnya, 5 hari kemedian 3 sandera warga Jepang
dibebaskan walaupun pemerintah Jepang menolak menarik pasukannya
dari Irak. Sebelumnya mereka dibebaskan, 2 warga Jepang lagi,
WATANABE Nobutaka (pria, 36 tahun, aktivis LSM anti perang) dan
YASUDA Jumpei (pria, 30 tahun, kamerawan freelance) diculik di
Irak. Tetapi pada 17 April sandera baru ini juga dibebaskan.
Sebabnya mereka dibebaskan dengan selamat, selain jasa perantara
oleh Majelis Ulama Irak, kelompok militan yang menculiknya
memahami sandera bukan mata-mata Amerika tetapi sipil Jepang yang
tidak mendukung penjajahan Amerika. Pemerintah Jepang berusaha
menyelamatkan mereka, tetapi rupanya tidak begitu berguna untuk
pembebasan mereka.
Bahkan tokoh tokoh pemerintah Jepang mengeritik sandera bahwa
"mereka menjadi korban karena perbuatannya sendiri. Walaupun
pemerintah mengeluarkan peringatan serius jangan pergi ke Irak,
mereka tidak menghiraukan peringatan". PM Jepang KOIZUMI
Junichiro menolak bertemu dengan keluarga sandera mungkin karena
keluarga mereka menuntut penarikan tentara Jepang dari Irak.
Media Jepang yang berbau konservatif menghina para sandera secara
ganas. Yomiuri Shimbun, koran yang terbesar Jepang dan Sankei
Shimbun pertama menulis kasus ini konspirasi oleh para sandera
yakni penyanderaan ini berdasarkan skenario yang sandera sendiri
tulis untuk menuntun penarikan pasukan Jepang. Tetapi tudingan
ini tidak ada bukti, jadi kemedian media pro penjajahan itu
mengkampanyekan "jiko sekinin" (tangung jawab sendiri)
yaitu tentang penderitaan ini para sandera sendiri
bertanggunjawab karena mereka melanggar peringatan pemerintah.
Majalah mingguan Shukan Bunshun dan Shukan Shincho, mingguan yang
paling besar melecehkan kehidupan pribadi para sandera dan
keluarganya bahwa cerai, merokok sejak anak, dll. Kekejian media
itu sangat marahkan saya. Wartawan Shukan Bunshun dan Shukan
Shincho jiwanya busuk dan kepalanya berisi tahi. Dari tempat aman
mereka melecehkan korban yang berani dan hatinya jernih. Kalau
tidak ada jurnalis berani seperti para sandera, kita menelan
informasi dari pemerintah saja, tidak bisa mengetahui kebenaran
di Irak. Ternyata Yomiuri Shimbun menarik wartawannya dari Irak.
Para sandera mengatakan sesudah pulang ke Jepang lebih pedih
daripada waktu penyanderaan di Irak. Sandera wanita TAKATO Nahoko
menderita sakit jiwa selama beberapa bulan sesudah pulang ke
tanah airnya. Tetapi memang ada yang mempuji keberanian mereka.
Colin Powell sendiri mengatakan bahwa orang Jepang seharusnya
berbangga akan sandera yang berani. Profesor HASUMI Shigehiko,
pengamat film terkenal dunia dan mantan rektor Universitas Tokyo
memuji IMAI Noriaki, sendera yang paling muda, bahwa "Saya
menjamin sebagai guru pemuda itu berpotensi besar".
MENGAPA KIRIM PASKAN ?
Pemerintah Jepang menekankan bahwa tentara Jepang pergi ke Irak
untuk bukan pertempuran tetapi bantuan kemanusiaan, misalnya
membangun jalan, pasokan air bersih, renovasi sekolah. Mungkin
begitu. Tetapi untuk kegiatan bantuan semacam itu mengapa perlu
tentara ? PM KOIZUMI mengatakan karena ada kemungkinan terlibat
pertempuran, jadi perlu bersenjata. Tetapi, kalau tentara Jepang
mengadakan serangan balasan, pihak penyerang membalas lagi,
pertempuran menjadi besar. Mengapa pasukan Jepang harus berisiko
begitu tinggi ? Yang membongkar Irak harus bertangunjawab
renovasi Irak.
Memang "bantuan kemanusiaan" itu bukan alasan yang
sebenarnya. Sebenarnya untuk masalah Korea Utara, pemerintah
Jepang perlu kerjasama dengan Amerika. Seandainya yang berperang
bukan Amerika, tentu saja pemerintah Jepang tidak mendukung
perang ini, dan kalau tidak ada masalah Korea Utara PM KOIZUMI
tidak begitu lancar mendukung Amerika.
Pada 10 Desember tahun lalu, saat pemerintah memutuskan kirim
tentara Jepang sebuah koran besar Jepang Mainichi Shimbun menulis
bahwa alasan keputusan itu sebenarnya untuk mendukung kaum lebih
moderat dalam pemerintah Amerika, misalnya Colin Powell, agar
mencegahkan serbuan ke Korea Utara yang direncanakan oleh kaum
Neo Conservative, misalnya Dick Cheney. Kalau hal ini benar,
alasan yang cukup meyakinkan. Tetapi benarkah ada kemengkinan
tinggi Amerika menyerang Korea Utara, apalagi Irak saja susah ?
Lihat kasus teror di Spanyol kemarin, membantu Amerika berisiko
tinggi sekali. Dasarnya kasus teror 11 September itu masalah
Amerika dan kelompok kecil teroris Islam. Bukan urusan Jepang.
Tentu saja teroris begitu kejam adalah musuh semua manusia. Jadi
semua manusia harus bekerjasama untuk membasumi teror. Tetapi
latar belakannya kasus ini memang penjajahan atas Palestina oleh
Israel yang didukungnya oleh Amerika. Ketimbang dengan Amerika,
Jepang masih tidak begitu dibenci oleh masyarakat Arab. Jika
pemerintah Jepang betul-betul ingin membasmi terror, seharusnya
pemerintah Jepang membantu untuk mewujudkan perdamaian Palestina.
Kalau demi aliansi dengan Amerika membahayakan jiwa warga negara
sendiri, pemerintah itu merugikan kepentingan negara sendiri.
Dasarnya sekarang uang negaranya harus dihemat karena sistem
pensiun gawat, kenapa buang uangnya sia-sia ? Tentu saja perang
itu pemborosan paling besar uang negara. Diberitakan bahwa jika
dibunuh satu orang prajurit pasukan Jepang, pemerintah Jepang
membayar 200 juta Yen (15 miliar Rupiah) kepada keluarganya
sebagai santunan. 200 juta Yen untuk jiwa seorang manusia tidak
mahal. Tetapi kalau tidak mengirim pasukan ke Irak, prajurit
Jepang seorangpun tidak dibunuh dan pemerintah Jepang tidak usah
bayar santunan. Sudah zaman "soft power". Untuk
dihargai oleh dunia, lebih efektif pakai uang untuk kebudayaan
daripada perang. Kalau ada uang untuk perang, sebaiknya
pemerintah Jepang juga mempromosikan film dan anime seperti
pemerintah Korea Selatan.
Perang Irak ternyata merugikan kepentingan negara Amerika sendiri.
Untuk mencegah teror oleh Al Kaeda, sebetulnya Amerika harus
menegakkan regim Sadam. Seperti Suharto, Sadam juga sangat keras
menindas fundamentalis Islam. Sama dengan Indonesia, sesudah
runtuh regim diktator tidak ada yang mengawasi fundamentalis.
Saya tidak tahu sebabnya mengapa Amerika menyerang Irak, terapi
jelasnya bahwa serangan itu sama sekali tidak cocok dengan
tujuannya untuk mencegah teror ekstrim Islam.
JEPANG AMAN ?
Tetapi pada umumnya orang Jepang tidak peduli negara sendirinya
mengikut perang dan menjajah negara orang. Pada tanggal 11 Juli
diadakan pemilu Majelis Tinggi. Hasil pemilu ini, partai berkuasa
yaitu Partai Liberal-Demokrat (LDP) gagal memperoleh target kursi
yang ditetapkan, Sebaliknya partai oposisi terbesar yaitu Partai
Demokratik Jepang (DPJ) memperoleh 50 kursi, sehingga menambah
jumlah kursinya menjadi 82 dari semula 70 kursi yang dimiliki.
Mitra koalisi LDP, yaitu Partai Komei memperoleh 11 kursi,
keduanya tetap mempertahankan mayoritas di majelis itu. Partai
Komunis mengurangi kursinya 10 lebih, haya 4 kurusi saja
memperoleh. Partai Sosial Demokrat memperoleh 2 kurusi saja.
Dalam pemilu ini persoalan utama adalah masalah sistem pensiun,
bukan masalah pengiriman pasukan ke Irak. Walaupun 3 bulan lalu 5
warga Jepang diculik dan pada 27 Mei dua wartawan freelance
Jepang, HASHIDA Shinsuke(pria, 61 tahun) dan OGAWA ko^taro^ (pria,
33tahun) ditembak tewas, bagi orang Jepang masalah sistem pensiun
lebih penting daripada masalah Irak.
Akhir-akhir ini desakan untuk mengamandemen pasal 9 UUD Jepang
makin kuat. Tokoh pemerintah Amerika juga mengatakan bahwa bagi
Jepang pasal 9 menghalangi keikutsertaannya kerjasama
international (yaitu pendudukan Irak), atau kalau tidak
diamandemen pasal 9 Jepang tidak bisa menjadi anggota tetap dewan
keamanan PBB, dll. UUD Jepang yang sekarang diundangkan di bawah
inisiatif tentara pendudukan Amerika sesudah selesainya Perang
Dunia Kedua. Saat itu UUD ini boleh disebut ciptaan pendudukan
Amerika. Tetapi dalam UUD ini dikandung idealisme tinggi untuk
perdamaian dunia. Pasal 9 menyatakan negara Jepang tidak
bersenjata dan membuang hak berperang. Memang saat itu ada
strategi Amerika untuk mencegah kebangkitan kembali militalisme
Jepang dengan pasal ini. Bagaimanapun tujuannya Amerika,
kebanyakan rakyat Jepang juga tidak mau kebangkitan kembali
militalisme. Kebanyakan rakyat Jepang menerima dan menjaga
idealisme tinggi pasal 9, bukan strategi Amerika. Sesudah
berdirinya RRC, Amerika berubah strategi terhadap Jepang.
Kemedian, Amerika memdorong Jepang mempunyai tentara. Rakyat
Jepang melawan itu karena masih tidak lupa penderitaan perang
terutama penderitaan bom atom.
Tetapi selama 60 tahun rakyat Jepang lupa penderitaan pedih.
Akibat pemilu itu dilihat dari sudut pasal 9 UUD, yang kalah
adalah partai yang pro-pasal 9. DPJ terjadi unsur macam-macam,
tetapi kebanyakannya menugaskan pasal 9 harus diamandemen. DPJ
sekarang menuntut penarikan pasukan Jepang, tetapi kebijakannya
jika PBB mengakui pengiriman tentara PBB ke Irak, Jepang juga
harus ikut serta. Posisinya mereka tentang pasal 9 adalah perlu
mengamendemen agar bisa mengirim pasukan ke luar negri untuk
"kokusai ko^ken" (bakti antara negara).
Partai Komei adalah induknya sekte agama baru Soka Gakkai, sekte
Buddha paling besar Jepang. Walaupun meraka penganut Buddha,
mereka mendukung perang Irak. Hal ini melanggar Panca Sila agama
Buddha. Tetapi peminpinnya Partai Komei mendukung perang ini,
anggota Soka Gakkai yang umum enggan mendukn perang.
Sebab utama partai yang mejaga pasal 9 UUD begitu mundur adalah
perubahan sistem pemilihan umum. Pada 1994, dasarnya sistem
pemilihan umum berubah dari sistem distrik luas ke sistem distrik
kecil. Sistemnya menjadi campuran distrik dan proporsional,
tetapi utamanya sistem distrik. Dulu dalam sitem distrik luas,
yang menang tergantung luasnya distrik, ada dua atau tiga atau
empat orang. Tetapi dalam sistem distrik kecil, yang menang hanya
satu orang saja. Jadi ketimbang dengan sistem distrik luas, di
bawah sistem distrik kecil susah menang bagi partai kecil.
Perubahan sistem pemilu tersebut di atas, sejak dulu keinginan
LDP. Tetapi sempai tahun 1980-an masih Partai Sosial kuat,
keinginan LDP tidak terwujud. Perubahan melai dari 1980-an.
Partai Sosial didukung oleh serikat buruh, terutama didukung oleh
So^hyo^ (Kongres general serikat buruh Jepang) ikatan serikat
buruh yang paling besar di Jepang. So^hyo^ begerak untuk anti
perang, menjunjung tinggi pasal 9 UUD. Pada awal 80-an, bagian
kanan dalam So^hyo^ itu berusaha untuk berubah sikap So^hyo^ arah
ke lebih "moderate". Untuk itu, mereka mendekati Do^mei
(Persatuan serikat buruh se-Jepang) sebuah ikatan serikat buruh
yang kebanyakannya serikat buruh perusahan besar (seperti Toyota,
Nissan), tidak berminat tentang pasal 9 dan tidak mementingkan
gerakan anti perang. Mereka memang bekerjasama dengan LDP dan
pemerintah, serta bagian kanan Partai Sosial. Swastanisasi Kereta
Api Nasional Jepang yang dilakukan oleh pemerintah pada 1987
sangat mengurangkan kekuatan So^hyo^. Karena Sarikat Buruh Kereta
Api Nasional adalah kekuatan utama bagi So^hyo^. Pada 1989,
ikatan serikat buruh baru Rengo^ (Aliansi serikat buruh Jepang)
berdiri, So^hyo^ bubar. kaum kanan dalam kalangan serikat buruh
mengalakan kaum kiri. Serikat buruh yang melawan Rengo^, yang pro-Partai
Komunis Jepang memdirikan Zenro^ren (Aliansi serikat buruh se-Jepang),
selain itu memdirikan Zenro^kyo^ (Musyawarah hubungan serikat
buruh nasional).
Dalam keadaan begitu, sebagian LDP menuju mendirikan partai
konsevatif baru. Mereka bersama dengan pemimpin Rengo^, berusaha
berubah sitem pemilu menjadikan sistem distrik. Karena tujuan
mereka adalah perwujudan sistem politik yang terdiri dari dua
partai besar seperti Amerika dan Inggris. Kebodohannya, saat itu
Partai Sosial (pada tahun 1996 ganti nama sebagai Partai Sosial
Demokrat, SDP) juga setuju perubahan. Bagi mereka setuju sistem
distrik, berarti bunuh diri. Mengapa Partai Sosial setuju, saya
tidak tahu. Yang melawan secara konsisten adalah hanya Partai
Komunis saja. Pada 1994, sistem pemilu berubah. Akibat itu, susah
menjaga pasal 9.
Rakyat Jepang melebih masalah sistem pensiun daripada masalah
Irak, mungkin juga karena keadaan ekonomi Jepang masih tidak baik.
Kehidupannya susah, jadi mereka tidak peduli hal yang tidak ada
kaitannya dengan kehidupan sendiri. Memang gerakan protes pada
perang menjadi marak, tetapi ketimbang dengan tahun 1960-an,
tidak begitu besar. Antara lain gerakan mahasiswa lesu. Sekarang
mahasiswa pada umumnya menjadi sinis, tidak punya idealisme
pemuda.
Walaupun idealieme tidak cocok dengan kenyataan, tidak usah
membuang idealisme. Yang harus kita berusaha adalah perwujudan
idealisme. Jika kami, rakyat Jepang membuang ide pasal 9, nanti
kami dihinakan oleh generasi masa depan bahwa orang Jepang sama
sekali tidak belajar dari pengalaman pahit yang dulu.
Tanggal 20 Maret 2004, hari peringatan permulaan perang Irak,
diadakan unjuk rasa besar di Taman Hibiya, Tokyo untuk protes
terhadap penjajahan Irak oleh Amerika serta pengiriman SDF (Pasukan
Pembela) Jepang ke Irak. Saya pun ikut demonstrasi ini.
Hari itu turun hujan salju yang sangat dingin, tetapi puluhan
ribu orang ikut demonstrasi.
Sesudah para sandera dibebaskan, pada 18 April, ada demonstrasi
di Shibuya, Tokyo untuk merayakan pembebasan sandera dan menuntun
penarikan tentra Jepang dari Irak.
(Selasa, 14 September 2004)
Pernyataan: Bebaskan tiga warga Jepang ! Pemerintah Jepang pulangkan tentaranya dari Irak !
Pada malam 8 April Kamis,
diberitakan bahwa tiga warga Jepang disandera di Irak.
Saya sangat mengkhawatirkan nasib mereka. Akhir ini saya ikut
demo memprotes pengiriman pasukan Jepang ke Irak dan menulis
artikel yang mengeritik kebijakan pemerintah Jepang terhadap Irak
untuk website ini, tetapi karena saya pemalas, artikelnya belum
selesai. Walaupun itu kali ini terjadinya kasus begitu besar,
saya mengumumkan pernyataan mendesak dulu. Nanti di website ini
saya akan menjelaskan secara rinci mengapa saya tidak setuju
dengan kebijakan Jepang terhadap Irak.
Pada malam 8 April Kamis, berita oleh televisi Arab Al Jazeera
mengejutkan dan mencemaskan semua orang Jepang. Di layar televisi
ditampilkan tiga warga Jepang yang dikelilingi oleh belasan orang
yang berkedok hitam dan memegang senjata api.
Katanya Al Jazeera, seorang membawa video tape ke kantor Al
Jazeera di Baghdad. Kelompok penyandera itu menamakan diri
sebagai Saraya al Mujahideen (Brigade Mujahidin). Ketiga warga
Jepang yang disandera adalah KORIYAMA Soichiro (pria, umurnya 32
tahun), IMAI Noriaki (pria, 18 tahun) dan TAKATO Nahoko (wanita,
34 tahun).
TAKATO adalah seorang aktivis HAM dan ia membantu anak-anak di
Irak sejak tahun lalu. IMAI juga aktivis LSM anti penggunaan
peluru uranium, dia masuk ke Irak untuk menginspeksi pengaruh
radioaktif dari perluru uranium. KORIYAMA merupakan kamerawan
freelance, meliput di Palestina dan Irak. Ketiga orang Jepang ini
tentu saja melawan penjajahan Amerika atas Irak.
Kelompok penyandera itu menyatakan bahwa dalam batas waktu 3 hari
pemerintah Jepang tidak manarik tentaranya dari Irak, mereka
membunuh ketiga sandera ini secara kejam. "Kami memberi kau
dua pilihan - menarik pasukan kau dari negara kami dan pulang
atau kami bakar mereka hidup-hidup dan memberi makan dagingnya
kepada pejuang kami" kata pernyataan kelompok itu yang
ditulis dalam bahasa Arab. Sampai batas waktunya sudah kurang 1
hari saja.
Sampai saat ini PM Jepang KOIZUMI menegaskan bahwa pemeritah
Jepang tidak menarik tentaranya dari Irak. "Kalau kita
menarik Jieitai (Paskan Bela Diri), berarti kita dikalahkan oleh
teroris." Tetapi mengapa jiwa ketiga orang ini dikorbankan
untuk kepentingan Amerika dan pemerintah Jepang ? Apalagi mereka
aktivis yang menentang pengiriman pasukan Jepang ke Irak. Kalau
disandera, seharusnya ditargetkan tokoh partai yang berkuasa,
yaitu partai LDP dan Partai Komei.
Bebaskan tiga warga Jepang ! Penyanderaan orang sipil itu
mendukung strategi AS dan pemerintah Jepang. Mereka meneriakkan
bahwa tindakan anti AS itu dilakukan oleh teroris belaka.
Pemerintah Jepang pulangkan tentaranya dari Irak ! Jangan
korbankan jiwa warganya demi kepentingan AS !
artikel Kompas
http://www.kompas.com/utama/news/0404/09/022442.htm
Tiga Warga Jepang Disandera di Irak, Tokyo Diancam
artikel Cyberita
http://cyberita.asia1.com.sg/luarnegara/story/0,3617,35669,00.html
3 RAKYAT JEPUN, 8 DARI KOREA JADI TEBUSAN PENGGANAS
artikel The Japan Times
http://www.japantimes.co.jp/cgi-bin/getarticle.pl5?nn20040409a1.htm
Japanese trio held hostage in Iraq
(Sabtu, 10 April 2004)
Kadomatsu,hiasan tahun baru Jepang
Selamat tahun baru. Menurut kebiasaan Jepang, mungkin terpengaruh oleh Konfusianisme, seseorang yang anggota keluarganya meninggal dunia pada tahun sebelumnya tidak boleh menyampaikan selamat tahun baru dan tidak boleh mengirimkan kartu tahun baru. Bagi saya pada tahun lalu ayah mertua saya meninggal dunia, jadi tahun ini seharusnya saya tidak boleh menyampaikan selamat tahun baru. Tetapi kepada orang Indonesia ya boleh saja. Selamat tahun baru 2004.
Dari
akhir bulan Desember sampai awal bulan Januari, di pintu masuk
rumah dan gedung ditaruh ranting pohon pinus. Hal ini biasa
disebut Kadomatsu. "Kado" berarti pintu masuk, "matsu"
berarti pohon pinus. Batang bambu juga diikat bersama dengan
ranting-ranting pinus. Sekarang kadomatsu sudah menjadi hiasan
saja, tetapi mula-mulanya kadomatsu adalah tempat untuk dewa
tahun baru datang dari dunia dewa. Dewa tahun baru, disebut
"toshigami", toshi berarti tahun, gami (kami) berarti
dewa atau tuhan. Dewa tahun baru itu seperti Dewi Sri, memberikan
banyak hasil panen untuk manusia. Selain itu toshigami dianggap
sebagai roh nenek moyang. Orang yang anggota keluarganya
meninggal dunia pada tahun yang lalu tidak boleh menghiasi
rumahnya dengan kadomatsu juga. Oleh karena itu tahun baru ini
rumah saya tidak ada kadomatsu.
Pohon yang dipakai untuk kadomatu tidak saja pohon pinus. Pohon,
terutama pohon yang daunnya tidak gugur selama musim dingin
dianggap sebagai tempat dimana dewa akan datang. Jadi tergantung
daerahnya, bermacam-macam pohon yang dipakai untuk Kadomatsu.
Misalnya pohon shii (Castanopsis cuspidata (Thunb.)Schottky),
pohon kashi (Quercus glauca Thunb) dan pohon nara (Quercus
serrata Thunb), ini semua jenis pohon berangan (suku Fagaseae).
Kebiasaan Jepang beraneka ragam. Beberapa sekte agama Buddha
tidak menghiasi rumahnya dengan kadomatsu. Sekte Buddha Jo^do
shinshu^, sekte ini didirikan oleh pendeta Shinran (1173-1262),
mereka menolak kadomatsu, jimat-jimat dan ramalan sebagai tahyul.
Jadi daerah yang mayoritas penduduknya penganut Jodo Shinshu,
misalnya propinsi Ishikawa, Toyama atau Hiroshima, rumahnya
jarang dihiasi dengan kadomatsu. Selain itu, sekte Nichiren
Sho^shu^, didirikan oleh pendeta Nikko (1246-1333), muridnya
Nichiren (1222-1282) juga menolak kadomatu sebagai berhala. So^ka
Gakkai, sekte agama baru yang paling besar di Jepang, juga
ajarannya berdasarkan ajaran Nichiren Shoshu. Sejak tahun 1991
sebagai organisasi Soka Gakkai berpisah dari Nichiren Shoshu
tetapi ajarannya tidak berubah.
Tanggal 31 Desember disebut "o^misoka" berarti hari
akhir bulan besar. Pada malam pergantian tahun biasanya makan
"soba" sejenis mie Jepang dan menunggu datangnya tahun
baru. Makan malam seperti ini disebut "toshikoshi soba".
Toshi artinya tahun, koshi artinya melewati. Waktu jam 24,
terdengar suara gong dari kuil Buddha, Goooooooonnnnng. Ini
disebut "joya no kane". Joya adalah malam 31 Desember
yaitu malam pergantian tahun, kane adalah lonceng besar atau gong.
Pada malam tersebut di kuil Buddha gong dipukul 108 kali untuk
menghalau 108 jenis nafsu jahat.
mie soba, bunga soba dan biji soba
Soba, mie Jepang yang dibuat dari tepung biji "soba" Fagopyrum esculentum Moench. Tumbuhan ini, merupakan tanaman yang berasal dari Tiongkok Selatan, Yunnan. Penanaman soba bisa disebut satu unsur "Sho^yo^jurin Bunka" (Konsep Sho^yo^jurin Bunka diajukan sebagai dasar budaya Jepang oleh Prof. NAKAO Sasuke. Lain kali saya akan menulis konsep itu.) Di Jepang pada abad 5 soba sudah ditanam. Dimakan sebagai bentuk mie mulai dari akhir abad 16. Kebiasaan makan toshikoshi soba muncul lebih kelak. Cara memakan mie soba ini, dicelup ke dalam kuah dan disedot oleh mulut. Saat menyedot mie soba ke dalam mulut menimbulkan suara, hal ini tidaklah dianggap kasar.
(Selasa, 06-01-2004)